Sementara itu Xaysomphone Phomvihane datang bersama sejumlah anggota Parlemen Laos, di antaranya Sanya Praseth, Linkham Douangsavan, Thanta Khongphaly, dan Duta besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Laos untuk Indonesia, Phomma Sidsen.
Di awal pertemuan, Puan menceritakan tentang sejarah Gedung DPR terutama Gedung Nusantara yang menjadi lokasi pertemuan. Kepada Ketua Parlemen Laos, ia mengatakan gedung yang juga dikenal dengan sebutan Gedung Kura-kura ini dibangun atas gagasan Presiden Pertama RI Sukarno.
“Semula gedung ini dibangun untuk menjadi tempat penyelenggaraan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO). Pendirian CONEFO yang juga gagasan Presiden Soekarno, untuk menciptakan perdamaian, dan sebagai kekuatan baru selain PBB,” cerita Puan.
“Gedung Nusantara berbentuk menyerupai kepakan sayap burung yang siap untuk terbang. Hal ini menggambarkan simbol kekuatan bangsa Indonesia yang akan bangkit menuju masa depan yang cerah,” lanjutnya.
Puan pun menyampaikan terima kasih kepada Ketua Parlemen Laos yang berkenan menghadiri langsung pelaksanaan Sidang Umum AIPA di Jakarta. Menurutnya, acara tersebut merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat persatuan, dan soliditas, serta memperkokoh sentralitas ASEAN.