Yang berpesta, yang tertawa, yang berdandan mewah itu mungkin lupa bahwa semua bisa mereka nikmati karena pengorbanan jiwa anak dari para ibu itu.
Anak anak muda pemberani itu gugur menjadi Pahlawan Reformasi. Dan sejak 24 tahun lalu hingga hari ini “tetesan darah” mereka dinikmati oleh banyak orang dalam bentuk kebebasan dan terbuka nya peluang bagi setiap orang tanpa perduli kaya atau miskin, tanpa perduli bangsawan atau bukan.
Setelah 24 tahun berlalu, mungkin banyak yang sudah melupakan orang tua korban tapi hari ini (25 April 2022) Menteri BUMN, Erick Thohir beserta jajaran BUMN termasuk Dirut dan Wadirut BTN mengundang para orang tua korban untuk buka puasa bersama.
Erick Thohir menyalami dan memeluk mereka satu persatu lalu memegang tangan ibu ibu korban untuk berdiri di sampingnya dan selanjutnya Erick Thohir memberikan masing masing keluarga sebuah rumah layak huni di wilayah yang dipilih sendiri oleh keluarga korban.
Tentu rumah itu berapapun harganya tak akan pernah mampu mengganti nyawa, tak akan pernah bisa menebus sakitnya hati seorang ibu yang anaknya di tembak mati. Kepedulian Erick Thohir mungkin akan dinyinyiri dan dipandang negatif dengan beragam spekulasi.