“Korban [Brigadir J] HP-nya ada tiga, menurut pihak kepolisian HP-nya nggak ditemukan, apa iya? Kaya begitu tuh yang harus diungkap,” sambungnya.
Ia pun menegaskan bahwa tak semestinya orang yang sudah meninggal terus diduga difitnah Kepolisian.
“Janganlah orang yang sudah meninggal kita fitnah lagi. Artinya kan dia dibilang melakukan pelecehan, itu lah proses penyidikan harus terbuka transparan,” ujarnya.
Lebih jauh, ia pun mendesak agar Kapolri Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan sementara Ferdy Sambo selama proses penyelidikan.
“Supaya nggak ada ewuh pakewuh dalam proses pemeriksaannya,” tegasnya.
Insiden baku tembak antara sesama ajudan Ferdy itu terjadi pada Jumat (7/7). Insiden itu menegaskan salah satu ajudan berinisial Brigadir J. Ia tewas usai terkena lima timah panas yang dilepaskan Bharada E.
Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E dari lima peluru yang dilepaskan Brigadir J. Polisi hingga kini belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Bharada E usai diperiksa masih berstatus sebagai saksi.
Menurut penuturan polisi, aksi saling tembak itu disebut karena Brigadir J melakukan percobaan pelecehan seksual kepada istri Ferdy di rumah. Bharada E yang coba menanyakan teriakan itu langsung direspons dengan tembakan Brigadir J. Sambo sendiri dikabarkan sedang tidak di lokasi saat insiden penembakan.