Partaiku.id – Politikus muda Tsamara Amany merespons tuduhan rasialisme dan isu kedekatannya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Tsamara membantah anggapan bahwa ia baru bersikap kritis terhadap rasialisme usai menjadi korban perlakuan rasial. Tsamara menegaskan sudah sejak lama tak sepakat dengan orang yang menyerang lawan politiknya lewat pernyataan rasialisme.
“Dari dulu saya selalu kritik orang berbasis kinerja. Saya tidak pernah setuju panggilan bernuansa rasisme kepada siapa pun, baik pada Tionghoa atau pun Arab, atau pada suku/ras apa pun,” kata Tsamara, Rabu (27/4).
Nggak usah standar ganda. Saya tidak setuju kalau ada yang panggil Pak Anies wan abud / onta. Sama dengan ketidaksetujuan saya ketika dia gunakan komparasi besi Tiongkok untuk bangun sentimen SARA.
Anda berani untuk tidak standar juga, nggak? https://t.co/50l0VBdjJF
— Tsamara Amany (@TsamaraDKI) July 20, 2019
Tsamara pun membagikan beberapa cuitannya pada tahun 2019. Saat itu, ia menyatakan tak sepakat Anies -yang notabene lawan politiknya- diserang dengan ujaran rasialisme.
Mahasiswa Universitas New York itu mengaku kaget saat mendapatkan serangan rasialisme sesaat setelah keluar dari PSI. Ia hanya berharap dampak polarisasi politik ini cepat berakhir.