Ia menilai rangkaian pertemuan itu tak serta merta membuat Gerindra harus merapat ke kubu Jokowi.
“Secara perkenalan itu biasa. Tapi untuk sikap politik itu kan enggak gampang, harus dibahas, harus dipikirkan komprehensif, baik manfaat maupun mudaratnya. Jadi enggak gampang katakan kita mau merapat atau tidak. Kita lihat ke depan,” tuturnya.
Gerindra sebelumnya menyatakan bakal menentukan sikap politiknya usai Pilpres 2019, tetap menjadi oposisi atau merapat ke pemerintahan kedua Jokowi pada September mendatang.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Riza Patria mengatakan posisi politik itu akan ditentukan lewat sebuah acara berskala nasional seperti rapat kerja nasional (rakernas) atau rapat pimpinan nasional (rapimnas).