“Baik PDIP maupun KIB, sebaiknya punya sikap politik tersendiri untuk soal nominasi dan deklarasi pasangan kandidat,” ujar dia.
Namun begitu, Wasis tak membantah deklarasi sejak dini ini juga memiliki dampak negatif. Menurutnya, dampak negatif itu tergantung pada kualitas dari kandidat yang akan diusung oleh parpol terkait.
“Dampak negatif dari deklarasi dini adalah rentannya sosok tersebut menjadi sasaran perundungan di ruang publik terlebih soal rekam jejak politiknya. Potensi kampanye hitam ini yang masih menjadi momok dalam nominasi di Indonesia,” ujar Wasisto.
Pada dasarnya, dia menambahkan, deklarasi pasangan capres-cawapres sejak dini penting dilakukan untuk mengangkat popularitas figur yang hendak diusung.
“Itu adalah upaya untuk menaikkan potensi elektabilitas parpol atau koalisi yang bersangkutan,” tutup dia.
Sejauh ini, baru NasDem yang mendeklarasikan nama capres yang bakal diusung di Pilpres 2024. NasDem mendeklarasikan tiga nama bakal capres yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sementara itu, parpol atau gabungan parpol lain belum mendeklarasikan nama bakal capres yang hendak mereka usung di Pilpres 2024 mendatang hingga sekarang.