Adapun maksud Gus Yaqut mengajak warga Diaspora untuk menjaga kebhinekaan karena menurutnya Indonesia adalah miniatur peradaban dan ini terlihat dari kebhinekaannya.
Peradaban itu hanya dapat dibangun jika bangsa Indonesia sadar untuk menghargai kebhinekaan. Keberagaman yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia merupakan kekuatan kita bangsa karena merupakan pijakan untuk dapat saling melengkapi dan bekerja sama satu sama lain.
Lalu, peradaban itu hanya dapat dibangun jika bangsa Indonesia terlebih khusus rakyat Indonesia sadar untuk menghargai kebhinekaan.
Alih-alih untuk mengkotak-kotakan, keberagaman yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia justru menjadi kekuatan bangsa karena merupakan pijakan untuk dapat saling melengkapi dan bekerja sama satu sama lain.
Senada dengan Gus Yaqut, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Kardinal Ignatius Suharyo menegaskan umat katolik Indonesia mesti bersyukur dapat hidup di wilayah Indonesia yang penuh keberagaman.
Salah satu contoh atau wujud nyata, bersyukur yakni masifnya panggilan-panggilan khusus untuk menjadi imam, biarawan, biarawati sangat subur di Indonesia dalam hidup di tengah masyarakat yang majemuk.