“Bandung juga telat berikan bantuan tunai. Saya lihat kontrol dari dewan, pelaksanaannya sangat lamban. PSBB ke-I dan II masyarakat yang perlu bantuan 160 ribu non DTKS ini tidak terbagikan,” katanya.
Ia beranggapan, dengan proses pemberian bantuan yang lamban dari Pemkot Bandung pada non DTKS, maka masyarakat banyak yang keluar dan mencari nafkah. Menurutnya, bagaimana pun ekonomi merupakan hal utama dalam rumah tangga dan kehidupan sehari-hari.
“Non DTKS akhirnya cari nafkah dan akhirnya keluar karena perutnya tidak boleh kosong. PSBB ini memang tidak perlihatkan keberhasilannya,” jelasnya.
Ahnug sendiri sepakat jika Kota Bandung belum pas jika harus menerapkan skema new normal atau normal baru yang dicanangkan Pemprov Jabar. Bandung masih perlu PSBB dan masyarakat harus lebih sadar terkait protokol pencegahan COVID-19.
“Saya setuju kalau Bandung belum siap. Masyarakat juga tidak tetapkan social distancing dengan jelas. Sosialisasi harusnya lebih matang,” kata dia.