MKEK IDI sebelumnya menduga ada tekanan yang diterima para pembimbing Terawan di Unhas terkait kelulusan disertasi berisi metode cuci otak pada 2016.
Hal itu disampaikan Anggota MKEK IDI Rianto Setiabudy. Menurutnya, dia yakin para pembimbing tahu ada kekurangan dari terapi cuci otak itu.
Hanya saja, kata dia, para pembimbing itu bungkam, diduga ada tekanan eksternal sehingga meluluskan disertasi tentang terapi tersebut.
Merespons, Rektorat Unhas mempertanyakan dasar tudingan IDI yang menyebut terdapat tekanan kepada para pembimbing untuk meluluskan disertasi Terawan mengenai metode cuci otak pada 2016.
Unhas justru balik bertanya kepada MKEK IDI mengenai hal tersebut. Menurutnya, IDI harus menjelaskan secara utuh mengenai informasi yang diungkapkannya ke publik tersebut.
(mts/isn)