Karenanya, Ujang tak heran bila di tiap perhelatan pencalonan kepala daerah, calon anggota legislatif hingga calon presiden kerap mendekati para kepala desa. Tujuannya tak lain meminta dukungan agar warga desa mendukung kandidat tertentu.
“Kepala desa ini elite di tengah masyarakat yang punya pengaruh besar. Nah dalam konteks 3 periode ini, pengaruhnya kemudian sedang dipakai oleh pemerintah pusat buat memanaskan lagi 3 periode ini ya,” kata Ujang.
Dalam konteks wacana 3 periode, Ujang menilai kelompok tertentu sedang ‘mengkondisikan’ di level masyarakat untuk terus mendukung upaya tersebut. Salah satunya memobilisasi dukungan kepala desa.
Fungsinya, kata dia, kepala desa dijadikan dalih pembenaran atau legitimasi bahwa Jokowi masih didukung lagi oleh masyarakat untuk menjabat lagi sebagai presiden.
“Karenanya ini pengkondisian bawah dulu buat dukung ini. Kalau udah selesai di bawah. Maka akan ada pengkondisian lain. Lalu di elite untuk mengamandemen UUD 1945,” kata Ujang.
Senada, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Herman N Suparman juga mengakui bahwa kekuatan massa kepala desa sangat besar untuk menggerakkan isu tersebut.