“Selama berkoalisi dengan PKS, Gerindra tidak banyak mendapatkan keuntungan, bahkan Gerindra mendapatkan stigma yang kurang baik karena basis pemilih PKS agak sedikit tertutup dengan banyak hal, seperti terkait agama dan pilihan politik,” tutur Adi.
“Jadi Gerindra memang cocok jika berkoalisi dengan PPP karena selama ini elektabilitasnya digerogoti oleh PKS. Semestinya, di Pileg 2019, Gerindra bisa naik 4 hingga 5 persen jika dibandingkan suara di Pileg 2014.
Tapi, ini naiknya hanya satu digit, atau 1 persen,” sambungnya. Sebelumnya, Prabowo bertemu dengan Pelaksana tugas PPP, Suharso Monoarfa, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (15/8/2019).
Sesuai pertemuan, Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani menuturkan, partainya membuka kemungkinan berkoalisi dengan Partai Gerindra di sejumlah daerah pada Pilkada 2020.
“Tidak tertutup kemungkinan Gerindra dan PPP berkoalisi di beberapa daerah,” ujar Arsul seusai pertemuan.
Pada Pilpres 2019 lalu, PPP dan Gerindra memang memiliki sikap politik yang berbeda. Partai berlambang Kabah itu tergabung dalam koalisi pendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.