Padahal, selama ini koalisi pemerintah selalu kompak terhadap isu ataupun rencana kebijakan yang dilemparkan kepada publik.
“Ini menguatkan jika wacana penundaan pemilu itu hanya dihembuskan oleh oknum penguasa saja,” jelasnya.
Di sisi lain, Dedi menduga kuat bahwasanya wacana penundaan pemilu yang disampaikan ketiga Ketum Parpol tersebut tidak murni berasal dari internal partai.
Menurutnya, baik Airlangga, Cak Imin, atau Zulhas mendapatkan tekanan dari sosok tertentu untuk mendukung wacana tersebut. Pasalnya ketiga sosok tersebut tidak memiliki kekuasaan penuh di partainya.
Kontras dengan sosok Ketum Parpol koalisi yang menolak yakni Megawati, Prabowo, dan Surya Paloh yang juga merangkap sebagai pemilik atau pendiri partai.
“Itulah sebabnya, tiga tokoh ini tidak gegabah dan latah mendukung, karena mereka sulit ditekan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, ketiga Parpol yang mendukung isu penundaan Pemilu tersebut kini juga harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk untuk kehilangan sumber suara.
Sementara bagi trio Ketum Parpol tersebut untuk di “depak” dari partai juga sangat terbuka. Sebagai langkah “cuci tangan” bahwasanya isu penundaan pemilu bukanlah keputusan dari Parpol.