Selain itu, DME dinilai lebih mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 2 persen.
Kalau elpiji per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, dengan DME berkurang menjadi 749 kg CO2 (data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral-red).
Oleh karena itu, Dony berharap kepada PT Bukit Asam Tbk yang merupakan emiten pertambangan batu bara terbesar di Indonesia, ke depannya mampu mengembangkan dan memproduksi DME ini guna membantu negara dalam mengurangi subsidi terhadap elpiji.
“Saya pikir menjadi poin tertinggi dan saya harapkan PT Bukit Asam menjadi primadona dalam memproduksi DME ini,” tuturnya saat melakukan kunjungan kerja Komisi VII ke Bukit Asam beberapa waktu lalu. (*)
Sumber: pdiperjuangan-jabar.com