Partaiku.id – Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan Konsorsium Riset Covid-19 terakhir terungkap bahwa riset Vaksin Merah Putih mundur dari jadwal semula. Pasalnya, Bio Farma tidak siap untuk memproduksi vaksin berbasis protein rekombinan mamalia dan hanya siap kalau vaksin yang dikembangkan berbasis protein rekombinan ragi (yeast).
Kemudian, dari hasil kunjungan kerja Komisi VII ke Bio Farma juga diketahui bahwa seed vaksin yang disiapkan Eijkman belum optimal untuk dikultivasi dan dimurnikan, sehingga perlu diteliti ulang oleh PRBM Eijkman.
Sebada, Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno berharap BRIN tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap para peneliti LBM Eijkman.
Menurutnya, para peneliti yang ada harus ditampung di unit baru yang dibentuk di bawah BRIN, Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.
“Sehingga kita berharap peneliti itu bisa ditampung, diakomodir di unit yang baru. Tidak ada peneliti, apalagi peneliti produktif ditinggalkan apalagi di-PHK,” kata Eddy, Senin (3/1).
Ia mengingatkan, melahirkan seorang peneliti bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.