“Kedua, selain pengelolaan partai, ada lagi persoalan komunikasi bagi elite-elite partai terhadap kader kader partai secara struktural, fungsional di dalam tubuh partai politik, baik dari lingkaran politik maupun dari pimpinan pusat ke pimpinan daerah,” kata Alfarisi.
Sementara, yang ketiga, persoalan kepemiminan dalam partai sangat menentukan. Menurut Alfarisi, di negara-negara Barat leadership itu menjadi simbol dari partai politik sehingga mampu bertahan. Jika elite partai tidak mampu memberikan edukasi yang baik secara politik di dalam kader, partai yang mereka kelola bakal mengalami ejukalasi kepemimpinan politik.
“Sehingga relatif partai tersebut, meskipun partai besar, maka dia dianggap partai-partaian, dianggap besar dari situasi politik, namun dalam proses lobi-lobi politik, dia tidak dianggap,” ujar dia.