Selain, tak pernah aklamasi, Ray Rangkuti menyebut secara kultur Ketum Golkar terpilih dari kader-kader yang memegang jabatan penting. Beberapa nama yang muncul selain Airlangga menurut Ray hanya berusaha menaikkan pamor. “Kalau dia nggak punya jabatan prestisius di luar (partai) ya relatif sulit,” katanya. Kemungkinan lain, menurut Ray bisa saja muncul nama alternatif dari kader Golkar yang dipilih Jokowi masuk kabinet.
Tradisi di partai berlambang pohon beringin, bahwa orang yang berkuasa lebih dihormati ketimbang orang yang tidak berkuasa juga sangat menguntungkan Bamsoet. “Nah sekarang posisinya sama. Yang satu menteri (Airlangga) yang satunya (Bamsoet) Ketua MPR. Dan kita nggak tahu nih apakah Airlangga akan terpilih lagi jadi menteri atau tidak. Tapi yang jelas kan Bamsoet sudah pasti jadi ketua MPR,” ujar Ray.
Sementara itu, politisi Partai Golkar lainnya, Ace Hasan Syadzily mengatakan dari beberapa pernyataan yang terlontar dari Bamsoet mengisyaratkan tidak ada persaingan dalam konteks kontestasi menjelang munas. Dia pun mengharap Bamsoet tak mengkhianati komitmennya. “Saya kira itu diakui sendiri oleh pak Bamsoet pasca pelantikan Ketua MPR. Jadi seharusnya pak Bamsoet konsisten dengan sikapnya. Orang itu dilihat dari komitmennya,” ujar salah satu Ketua DPP Partai Golkar yang juga dikenal sebagai pendukung Airlangga itu.