Namun Marsudi menilai bahwa PBNU merupakan organisasi yang memiliki nilai lebih di mata publik. Ia kemudian merasa tidak heran apabila banyak pihak yang ingin mengajak PBNU dalam berbagai agenda politik maupun sosial.
Marsudi juga menyebutkan banyak anggota DPR yang merupakan kader PBNU. Tak hanya itu, banyak Gubernur dan Wali Kota yang juga menjadi kader PBNU. Ia kemudian menilai bahwa kondisi tersebut lumrah.
“NU organisasi sosial keagamaan yang anggotanya adalah individu-individu yang Insya Allah terbesar di dunia. Siapa saja akan melirik itu, siapa saja akan mengajak kerjasama untuk arah apa saja, tidak hanya politik, termasuk sosial,” ujar Marsudi.
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf sebelumnya menyatakan tidak ingin jajaran pengurus PBNU nantinya menjadi calon presiden atau pun calon wakil presiden jika terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. Pasalnya, ia tak ingin PBNU diombang-ambing dalam kepentingan politik penguasa atau pun terlalu dekat dengan satu pihak saja.
Yahya mengatakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU jelas melarang pengurus berpolitik praktis. Aturan itu yang membuat Ma’ruf Amin mundur dari jabatan Rais Aam PBNU saat maju sebagai calon Wakil Presiden pada Pemilu 2019.