Dalam periode kepemimpinannya kali ini, ia mengatakan, struktur kepengurusan PBNU juga akan jauh lebih gemuk dari biasanya. Hal ini dikarenakan, dirinya ingin menjangkau konstituen NU seluas-luasnya.
Struktur kepengurusan yang gemuk ini, kata Gus Yahya, juga dibutuhkan untuk kerja-kerja besar PBNU ke depan. Sesuai dengan Visi yang diusung, dimana akan ada lebih banyak aktivitas yang dilakukan PBNU selama lima tahun ke depan.
“Banyak disebut dalam hasil survei bahwa seluruh warga NU atau mereka warga NU mencapai separuh dari populasi Muslim Indonesia. Kami berkepentingan menjangkau seluasnya. Sehingga kami butuhkan personel cukup banyak,” imbuhnya.
Diketahui, terdapat beberapa kader partai politik masuk dalam kepengurusan PBNU 2022-2027. Mereka di antaranya politikus Partai Golkar Nusron Wahid hingga politikus PDI Perjuangan Mardani Maming.
Nusron menjabat sebagai Waketum PBNU. Sementara Maming sebagai Bendahara Umum PBNU.
Yahya meyakini dengan mengakomodasi pelbagai latar belakang kepentingan politik untuk saling menjaga satu sama lain. Ia menilai bila PBNU dibersihkan dari politikus, maka tetap saja ada yang berupaya agar kepentingan politiknya masuk ke NU.