Padahal, dalam sejarah, lanjut Paloh, politik identitas tak selamanya buruk. Politik identitas dulu digunakan untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan.
“Politik identitas sesungguhnya tidaklah selalu negatif. Dalam sejarahnya, politik identitas lahir dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan,” ujarnya.
Mengutip pernyataan cendekiawan Yudi Latif, Paloh menyebut politik identitas dibedakan dalam tiga jenis, yaitu good, bad, and ugly.
Dalam pengertian baik atau good, politik identitas menjadi pembeda antara satu partai atau kelompok masyarakat dengan kelompok yang lain. Namun, perbedaan itu tak membuat satu kelompok merasa ekslusif dan benar sendiri.
Lalu, dalam pengertian buruk atau bad, politik identitas hanya membuat satu kelompok merasa eksklusif dan tak mau mengenal kelompok lain. Mereka membatasi diri tak enggan bekerja sama.
Sementara dalam pengertian ugly, politik identitas digunakan untuk menyerang kelompok lain. Politik identitas dalam posisi ini membuat satu kelompok merasa paling benar dan menganggap kelompok lain salah.
“Paham dan praktik politik semacam ini, selain tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, juga membuat kita lupa seolah manusia adalah makhluk yang hanya memiliki satu identitas belaka,” kata Paloh.