“Saya tegaskan dalam buku ini bahwa praktik pembangunan di Papua selama ini sebenarnya adalah praktik penaklukan atas alam dan atas orang-orang Papua. Sementara dalam kacamata masyarakat adat Papua, alam dan manusia adalah satu kesatuan yang utuh tak terpisahkan. Dalam budayanya, manusia Papua hidup menyatu dengan alam dan mereka bertugas menjaga Alamnya. Itulah juga faktanya, dalam kearifan adat Papua, adalah tugas seorang Ondoafi atau Ondofolo untuk memastikan alam yang memberi dia hidup tetap terjaga dan terawat dengan baik,” jelas Mathius.
Saat ini terkait penataan kampung adat di Jayapura sendiri, sudah ada 14 kampung adat, 24 yang sedang dalam proses penataan, dan 35 yang sedang diusulkan.
“Kita tentu berharap ini terus berkembang. Dan syukur-syukur bisa berjalan di hampir seluruh wilayah Papua. Karena gagasan ini menurut saya yang lebih cocok ketika kita bicara bagaimana membangun Papua ke depan,” pungkasnya.