Menurutnya, para pengurus terpilih PBNU harus dapat memiliki fokus dan prioritas organisasi, jangan semuanya diurusi oleh NU.
“Ini kalau muktamar atau konferwil, konfercab semuanya nafsu jadi pengurus, setelah jadi, boro-boro mau ngurus organisasi, yang ada malah minta diurus. Mandat kita itu pendidikan dan dakwah. Kita harus fokus di masalah utama, bukan masalah turunannya,” ujarnya
“Kita harus buat semacam Rencana Induk Jangka Panjang Organisasi (RIJPO) untuk 5-10 tahun ke depan. Blueprint ini akan jadi pedoman untuk semua yang terlibat dalam organisasi dari atas sampai bawah,” imbuh Rahmat.
Selain itu Rahmat juga berpendapat, saat ini NU memerlukan sosok pemimpin yang visioner untuk menghadapi masyarakat di era yang baru ini. Ia mengatakan, kini masyarakat Indonesia sudah memasuki era virtual ketika sebagian besar orang beraktivitas di ruang-ruang digital. Termasuk aktivitas belajar.
Rahmat menjelaskan, telah terjadi pergeseran media belajar dari konvensional seperti tatap muka menuju ruang digital. Masyarakat, mulai dari kalangan balita, anak muda sampai orang tua, sebagian besar lebih memilih belajar apapun melalui media sosial seperti YouTube.