“Artinya, mobilitas itu yang hari ini tidak ada, Jadi ketika Ibu Mega berbicara seperti itu, ya Sumbar salah satu contohnya, tapi tidak hanya Sumbar,” katanya.
Eka menerangkan hari ini para tokoh politik yang maju merupakan tokoh politik yang memiliki privilese atau hak istimewanya masing-masing, misal karena posisi atau jabatan orangtua dan kerabatnya. Bahkan menjadi professor saja itu bisa menjadi bermasalah ketika maju ke MK.
Kritik Megawati menurut Eka sangat tajam, tapi menjadi salah jika hanya membicarakan Sumbar saja karena hal itu terjadi di semua tempat di semua lokasi.
Pada awal kemerdekaan, setiap partai politik muncul untuk mengedepankan pertarungan ideolog dan ide-ide, serta bentuk pluralitas dalam berpendapat.
“Pada dasarnya kemunculan banyak partai itu terjadi ketika semua orang memiliki ide-idenya masing-masing dan diberi hak untuk menyampaikan gagasannya masing-masing,” katanya.
Hal itu dapat terjadi karena adanya keterbukaan dan kesejajaran hak sehingga tersedia ruang publik untuk saling menyampaikan ide.
Dari banyaknya pertarungan gagasan dan konsep, Sukarno menggabungkan semua gagasan itu menjadi Nasakom, cikal bakal pancasila dan konsep keberagaman dan kesetaraan, bhinneka tunggal ika.