“Tetapi, kalau sudah pada pelaksanaan, semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi,” lanjutnya.
Perubahan respons tersebut kian tercermin saat dalam pernyataan Jokowi soal teriakan sejumlah warga Jawa Tengah yang menginginkannya memimpin tiga periode, Rabu (30/3).
“Yang namanya keinginan masyarakat, yang namanya teriakan-teriakan seperti itu kan sudah sering saya dengar. Tetapi yang jelas, konstitusi kita sudah jelas. Kita harus taat, harus patuh terhadap konstitusi,” kata Jokowi melalui keterangan tertulis Sekretariat Presiden, Rabu (30/3).
Sejumlah anggota kabinet pun turut menyuarakan dukungan terhadap wacana perpanjangan masa jabatan itu, seperti Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyatakan perubahan pernyataan Jokowi ini multitafsir serta membuat bingung masyarakat.
Menurutnya, pernyataan taat pada konstitusi bisa berarti dua hal; taat pada konstitusi yang berlaku saat ini atau taat pada konstitusi usai diamendemen nanti.
“Multitafsir bikin orang bingung. Kalau dulu kan enak, kalau ada orang bicara tiga periode pasti marah, dibilang inkonstitusional, cari muka, dan lain-lain,” kata Adi saat berbincang, Kamis (31/3).