Anggota DPR RI Sjarifuddin Hasan mengingatkan pemerintah agar menyiasati kelebihan pasokan listrik PLN (over supply) sebagai dampak dari adanya megaproyek 35 GW. Meskipun menyisakan beberapa pertanyaan dan kendala atas kelebihan pasokan ini, sejatinya menjadi berkah di tengah ancaman krisis energi global.
Politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini menilai pemerintah mesti menjadikan momentum ini untuk transisi energi ke energi yang lebih hijau dan bersih (green and clean energy) dan berbasis domestik. Wacana transisi energi dengan memprioritaskan energi baru dan terbarukan (EBT) perlu dieksekusi lebih serius dan terarah.
“Saya kira kelebihan pasokan listrik yang sejatinya ada mismatch antara perencanaan dan pelaksanaan proyek menjadi berkah di tengah krisis energi yang terjadi di berbagai negara. Target pertumbuhan ambisius 7 s/d 8 persen yang dicanangkan pemerintah ternyata melesat, karena realisasi permintaan listrik rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat bahkan terkontraksi. Fakta ini harus mendorong pemerintah untuk serius melaksanakan transisi energi, meningkatkan porsi bauran EBT,” ujar Sjarifuddin.