Posisi Jaksa Agung dirasa penting bagi elektoral partai. Sumber merdeka.com dari internal partai koalisi Jokowi, menyebutkan bahwa tiap posisi menteri harus menguntungkan bagi partai. Terutama agar lebih dekat ke masyarakat lewat tiap program. Termasuk posisi Jaksa Agung.
Nama Prasetyo memang bukan lagi tercatat sebagai kader. Namun, banyak acara penting Partai NasDem dihadiri dirinya. Kedekatan ini tentu membuat semua partai cemburu. Termasuk curiga melihat elektabilitas partai Surya Paloh itu mengalami kenaikan suara paling tinggi 2,3 persen atau 4.258.980 suara. “Ini NasDem belum bisa terima posisi Jaksa Agung bakal diganti,” ujar dia.
Keputusan Jaksa Agung tidak lagi berasal dari partai disetujui Presiden Jokowi. Dia segera melakukan pergantian pimpinan tertinggi Korps Adhayaksa tersebut. Namun, belum ada pernyataan tegas bahwa pengganti Prasetyo apakah diisi jaksa karir atau kalangan profesional.
Jokowi memberikan clue, bahwa dirinya pasti memperhatikan suku, etnis dan agama dalam memilih Jaksa Agung. “Jaksa Agung pasti bukan dari parpol,” ujar Jokowi kepada pimpinan media massa, Rabu 13 Agustus lalu