PPP, ditambahkan Daddy, pada pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 menjadi salah satu pengusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum, sedangkan Gerindra dan PKS mengusung Sudrajat-Syaikhu.
“Mungkinkah Uu merasa tidak diberdayakan secara proporsional oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil? Benarkah ia merasa benar-benar hanya menjadi ‘ban serep’? Kalau ya, ini pasti membuat seorang Uu yang mantan Bupati Tasikmalaya itu tidak nyaman,” tuturnya.
Segala Peran
Daddy menduga, sebagai mantan orang nomor satu di Kabupaten Tasikmalaya, Uu biasa memainkan segala peran di daerahnya. Akan tetapi dalam posisinya saat ini, kata Daddy, bisa jadi kini Uu merasa kurang optimal dalam mengaktualisasikan konsep pembangunannya.
“Maka, jalan yang ditempuhnya adalah merapat ke Gerindra yang menjadi pemenang dalam pemilihan legislatif tingkat provinsi di Jawa Barat,” ujar dia.
Daddy yang juga merupakan anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jawa Barat ini menjelaskan, dengan kekuatan 25 anggota dewan yang dimiliki, Gerindra menjadi kekuatan politik yang tidak bisa disepelekan, termasuk oleh Uu. Masih dikatakan dia, jika nantinya Gerindra bergabung dengan PKS, maka total kursi di DPRD Jabar menjadi 46 kursi yang dikuasai.