Menurut Yahya, gagasan Ibu Kota Negara baru yang bakal diberi nama Nusantara itu sangat ikonik.
“Ibu Kota Negara yang baru ini yang diputuskan akan bernama Nusantara ini adalah gagasan yang sangat ikonik dan ini mencerminkan visi untuk membangun masa depan,” klaimnya.
Lebih lanjut, Yahya mewanti-wanti jajarannya agar tidak terjebak dalam luka dan mimpi-mimpi kejayaan masa lalu. Ia menegaskan PBNU ingin membangun masa depan seusai cita-cita dengan dasar rasa cinta pada generasi penerus.
“Jadi Balikpapan ini mewakili NU untuk menjemput masa depan,” ujar Yahya.
Dalam agenda Harlah NU ke-96 di Labuan Bajo, NTT, hari ini, sejumlah pejabat publik turut hadir secara virtual. Yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan; Gubernur NTT Viktor B. Laiskodat; Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan; serta jajaran PBNU, PWNU, dan PCNU se-NTT.
Rencana pemerintah memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur menuai polemik dan penolakan. Sejumlah pihak bahkan sudah menggugat payung hukum pemindahan tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK).
(ryn/iam/arh)