Partaiku.id – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengaku beberapa alasannya menggugat presidential threshold (PT) atau ambang batas presiden 20 persen Tak hanya kesulitan mengusung capres, Syaikhu juga merasa kesulitan membangun koalisi dengan partai politik lain.
“Ya tentu saja kerugiannya kita tidak bisa mencalonkan capres cawapres secara leluasa,” kata Syaikhu saat ditemui di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat.
“Saya kira bukan hanya PKS ya (kesulitan bangun koalisi). Seluruh parpol-parpol juga tentu sangat kesulitan dalam membangun koalisi secara leluasa,” sambung Syaikhu.
Menurutnya, banyak pihak yang dirugikan dengan ambang batas presiden itu. Tak hanya partai politik, namun juga kandidat capres dan cawapres juga bakal merasa kesulitan dengan tingginya angka itu.
“Begitu juga kandidat capres sendiri juga dirugikan betapa berat dan sulitnya untuk bisa mencalonkan sebagai capres dan cawapres,” ungkap Syaikhu.
PKS juga menegaskan pilihan capres dan cawapres terbaik yang lebih banyak akan memperkuat sistem demokrasi di Indonesia. Selain itu, alasan terakhir yang diajukan adalah untuk mengurangi polarisasi di tengah masyarakat yang disebabkan hanya tersedia dua kandidat capres.