“Waktu masih panjang dan tiket belum ada kepastian. Saat koalisi parpol sudah terjadi dan tiket sudah jelas alokasinya, maka panggung akan berubah,” kata Mardani.
Dia juga meyakini, nama-nama populer di survei akan pudar seiring berjalannya waktu. Salah satu penyebabnya, menurutnya, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.
“Kondisi ke depan dengan pemilu rasa pandemi, rasa resesi dan rasa suksesi sangat volatile [turun naik], dan jadi ujian ketokohan,” imbuhnya.
Kuncinya, menurut Mardani, ada pada ketokohan seorang pemimpin. Menurutnya, pemimpin akan tetap bersinar menghadapi segala situasi dan kondisi ke depan, termasuk masa jabatan pemimpin yang habis jelang Pemilu 2024, dia yakin, tokoh tersebut tetap memiliki magnet kuat di masyarakat.
“Jika leader akan tetap bersinar. Jika bukan leader akan hilang ditelan kebisingan tokoh lain,” ungkap dia.
Untuk diketahui, koalisi parpol dan deklarasi pasangan capres-cawapres di Pemilu 2019, baik Prabowo Subianto-Sandiaga Uno maupun Jokowi-Ma’ruf Amin, baru dilakukan di menit-menit akhir jelang penutupan waktu pendaftaran di KPU.
Sebelumnya, pendiri lembaga survei dan konsultan politik Cyrus Network, Hasan Nasbi mengatakan masa jabatan Anies dan Ganjar yang habis pada 2022 serta 2023 mendatang bisa membuat peta politik Pilpres 2024 berubah.