Pengamat Politik M Qodari menilai suara Partai Golkar cenderung menurun dari pemilu ke pemilu karena belum memiliki tokoh besar seperti Joko Widodo (Jokowi) atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya pemilih cenderung memilih partai yang memiliki tokoh populer.
“Pertanyaannya kenapa Partai Golkar terus menurun selama beberapa tahun terakhir. Pertama karena tidak ada tokoh yang populer,” kata Qodari dalam diskusi berjudul Merawat Golkar Sebagai Rumah Besar Kebangsaan Indonesia, di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2019).
Dia menilai saat ini Golkar belum memiliki tokoh besar yang mampu mendongkrak suaranya di pemilu. Ia mencontohkan mengapa PDIP menang pada Pilpres 2014 karena ada sosok Jokowi.
“Karena identifikasi terhadap partai sangat lemah, identifikasi yang kuat itu pada figur. Itu sebabnya kenapa kemudian Partai Demokrat menang Pemilu 2009 karena SBY, tahun 2014-2019 ada Jokowi makanya PDIP menang,” sambungnya.
Kemudian, elite Golkar juga ada yang terkena kasus korupsi sehingga menurunkan kepercayaan publik. Selain itu, di internal Golkar juga terdapat konflik sehingga dinilai menghambat konsolidasi ke bawah.