Partaiku.id – Memperingati Hari Anak Nasional 2025, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti masih tingginya angka kekerasan terhadap anak di Indonesia. Sekretaris Jenderal DPP PKS, Muhammad Kholid, menyampaikan keprihatinannya atas maraknya kasus perundungan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan terhadap anak yang terjadi di berbagai daerah.
“Negara harus lebih hadir dan sigap dalam melindungi anak-anak Indonesia. Kekerasan terhadap anak adalah kejahatan terhadap masa depan bangsa,” ujar Kholid dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (23/7).
Kasus terbaru yang mencuat adalah dugaan penculikan dan pembunuhan anak di Lampung. Pelaku hingga kini belum tertangkap. Kholid menyebut kejadian semacam ini sebagai peringatan serius bagi semua pihak.
Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan, sepanjang 2023 terdapat sekitar 3.800 kasus perundungan anak, dengan hampir separuhnya terjadi di lingkungan pendidikan. Sementara itu, Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) mencatat lebih dari 28 ribu kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2024—melonjak signifikan dibanding tahun sebelumnya.
“Situasi ini menunjukkan bahwa rumah dan sekolah—lingkungan yang seharusnya aman—justru menjadi tempat rentan bagi anak-anak. Ini alarm keras bagi negara dan masyarakat,” tegas Kholid.
PKS, kata dia, berkomitmen untuk terus mengawal dan mengadvokasi isu perlindungan anak melalui berbagai jalur kebijakan dan ruang publik. Upaya tersebut mencakup edukasi publik, penguatan sistem pendukung korban, serta mendorong regulasi yang berpihak pada anak.
“Anak-anak adalah aset bangsa, bukan beban. Jika hari ini kita lalai melindungi mereka, maka masa depan bangsa yang akan menanggung akibatnya,” ujar Kholid.
Ia menegaskan, PKS akan tetap konsisten memperjuangkan hak anak dan memperkuat institusi keluarga sebagai benteng utama perlindungan anak di Indonesia.