“Ya saya kira itu bentuk kepanikan Cak Imin akan kehilangan basis konstituen NU, karena PKB sangat identik dengan PKB-NU, bahkan NU itu ya the one and only konstituennya PKB, karena PKB itu kan partai politik yang dilahirkan dari rahim NU meski ada partai lain yang basis pemilihnya sebagian NU seperti PPP, tapi paling kentara dan kental ke-NU-annya ya PKB,” tutur Adi saat dihubungi.
Adi mengakui kepanikan ini dimulai saat Gus Yahya menyatakan bahwa dirinya tak mau organisasinya dipakai sebagai alat politik partai politik mana pun, termasuk PKB. PBNU juga pernah mengingatkan posisi PKB soal safari ke pengurus cabang NU untuk meraih dukungan dalam pencapresan.
“Tentu PKB sangat dirugikan, artinya pada level struktural Cak Imin ini berkonflik dengan elite-elite NU, di tengah suasana politik semacam ini tentu Cak Imin ingin perang terbuka dengan NU bahwa urusan struktur ya Cak Imin angkat tangan, tapi pada level kultural itu harus pilih PKB,” ucap Adi.
Adi lantas menilai upaya Cak Imin untuk bisa menggandeng NU kultural tak bisa dengan mudah dilakukan. Sebab, NU kultural dan struktural ini sejatinya masih saling terkait.