Partaiku.id — Meski target serapan 3 juta ton beras oleh Bulog masih jauh dari tercapai, upaya penyerapan gabah dan beras tetap berjalan meskipun tidak sesuai harapan. Sejak awal musim panen pada Februari hingga Maret 2025, penyerapan gabah oleh Bulog belum mencapai target yang diinginkan.
Sebagai contoh, Bulog Kancab Ponorogo yang diberi target 60.000 ton beras, baru berhasil menyerap 6.000 ton hingga 10 Maret 2025, atau hanya sekitar 10% dari target yang ditetapkan. Waktu yang tersisa hingga akhir April pun dinilai sangat berat untuk mencapainya.
Riyono Caping, anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PKS, menyatakan bahwa meskipun mekanisme sudah berjalan dengan baik dan harga gabah telah ditetapkan pada angka 6.500/kg, penyerapan gabah dari petani masih berjalan lambat. Ia mengungkapkan hasil pemantauan langsung ke lapangan menunjukkan beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Beberapa masalah utama yang ditemukan adalah: pertama, kekurangan personel di Bulog, dengan tim yang terbatas hanya 3 hingga 5 orang per kabupaten, padahal satu kabupaten memiliki banyak kecamatan.
Kedua, kekurangan fasilitas pendukung seperti timbangan dan penggilingan yang tidak dapat menampung kapasitas optimal. Ketiga, petani seringkali memilih menjual gabah ke pengepul dengan harga yang lebih rendah karena adanya keterikatan hutang dari masa tanam sebelumnya.