Sebelumnya, Wisnu bahkan pernah menjadi Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya sebelum akhirnya menjadi Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim untuk saat ini.
“Mas Firman, Mbak Dwi, dan Mas Wisnu baru sebatas tanya-tanya,” ungkap Musyafak.
Terkait mekanisme di partai, Musyafak menyebut PKB belum akan membuka pendaftaran secara resmi. Berbeda halnya dengan PDI Perjuangan yang kini telah membuka pendaftaran bakal calon kepala daerah yang akan diusung.
Sebab, PKB di Surabaya bersikap rasional dengan mempertimbangkan jumlah kursi.
Saat ini, PKB baru memiliki lima kursi. Sementara untuk bisa mencalonkan syarat minimal partai harus memiliki 10 kursi atau 20 persen dari jumlah kursi DPRD Surabaya.
“Kami belum buka pendaftaran sebelum ketemu gandengannya (koalisi). Sebab, kalau belum ketemu gandengannya, mau diapain yang daftar?,” kata Musyafak.
Secara teknis, memang hanya PDI Perjuangan yang memungkinkan dapat mengusung calonnya tanpa koalisi. Sebab, partai berlambang kepala banteng ini mendapat 15 kursi. Sementara delapan partai lainnya memiliki kursi di bawah sepuluh kursi.
Sementara di internal partainya, Musyaffa terus melakukan investarisir kader. “Kami akan kenalkan kader kami ke partai lain. Kalau ada yang melirik, tentu ini akan menjadi modal konkret. Sebab, partai kami tak bisa mengusung tanpa koalisi,” pungkasnya.