“Jangan sampai pula aparat lemah dan melakukan pembiaran tindakan perusakan dan penciptaan susana ‘chaos’ yang meluas. Masyarakat umum juga akan melihat ketegasan aparat dalam meredam aksi yang berubah destruktif tersebut,” ungkapnya.
Jazuli lalu membandingkan bagaimana tindakan aparat menangani aksi massa di Papua dengan aksi massa protes hasil pemilu di Bawaslu tempo hari atau sebelumnya Aksi Bela Islam 411 dan 212.
Aksi-aksi terakhir disikapi dengan berbagai macam tindakan represif, penangkapan dan proses hukum puluhan orang bahkan ada anak-anak, pengejaran kemana-mana hingga tuduhan makar. Tindakan seperti itu, kata dia, sangat disesalkan.
“Tanpa bermaksud menyamakan, tapi masyarakat akan melihat keseriusan dan ketegasan aparat tanpa pandang bulu dan pilih kasih dalam menindak aksi-aksi yang melibatkan massa besar dan dinilai destruktif serta mengancam pemerintahan. Apalagi ini di Papua sudah merusak dan membakar fasilitas umum dan pemerintahan. Kita semua berharap keamanan terkendali dengan ketegasan aparat dan berharap masyarakat tidak terprovokasi dan melakukan tindakan destruktif,” tandas Jazuli.