Menanggapi hal tersebut, Mufida berpesan kepada pemerintah agar pemerintah melakukan monitoring antisipasi pasca vaksinasi yang ketat terhadap penggunaan vaksin AstraZeneca untuk menghindari adanya KIPI. Apalagi jika KIPI yang muncul memberikan dampak yang cukup fatal bagi kesehatan warga yang menerima vaksin.
“Pemerintah Indonesia akan menerima sebanyak 4,6 juta dosis vaksin AstraZeneca secara berangsur di bulan Maret ini. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit, sehingga pemerintah harus betul-betul melakukan screening bagi calon peneriman dan pengawasan terhadap penggunaan vaksin AstraZeneca di tanah airuntuk antisipasi efek samping yang muncul.” Kata Mufida menurut keterangannya di Jakarta.
Menurut Mufida, pemerintah harus betul-betul memastikan keamanan dan efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca ini. Menurutnya, jika pemerintah gegabah maka akan menimbulkan masalah baru yaitu masyarakat jadi enggan mengikuti program vaksinasi nasional dan hal ini akan menyebabkan tercapainya herd-immunity di Indonesia semakin melambat.
“Tentu kita tidak ingin masyarakat Indonesia mengalami pembekuan darah atau KIPI lainnya akibat penggunaan vaksin AstraZeneca ini. Oleh sebab itu, diperlukan kebijaksanaan dari pemerintah untuk memastikan bahwa vaksin tersebut betul-betul aman sebelum vaksin tersebut efektif digunakan dalam program vaksinasi nasional” tegas Mufida.


