Kemudian, pemerintah menjawab hal itu dengan menggelontorkan dana pembangunan, tapi lagi-lagi kewenangan ada di pusat.
Ini artinya mengekang spirit masyarakat Papua yang ingin bisa mandiri, bisa mengelola hasil kekayaan alamnya dengan lebih baik. Itu semua menjadi akumulasi persoalan.
“Yang pasti, makin hari, keadaan makin rumit. Kalau para petinggi datang ke Papua melihat situasi sudah kondusif, lagi lagi saya bilang ini menyelesaikan masalah seperti ‘permukaan padam, tapi di bawah membara’,” tegasnya.
Dia mencontohkan permasalahan yang terjadi baru-baru ini.
Akumulasi persoalan masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan pemerintah dengan bijaksana.
“Tapi ini adalah akumulasi persoalan yang tidak disikapi serius oleh pemerintah pusat,” katanya.
Dia menegaskan, persoalan Papua saat ini tidak mungkin diselesaikan dengan satu kata ataupun satu kalimat.
Sulaeman merasa pemerintah gagal memberikan keadilan bagi masyarakat Papua.
“Kalau gambut ditutupi di permukaan, semakin dia tidak diberi air, semakin dia membara dan bisa keluar lagi asap baru. Kalau ditangani baik, maka di bawahpun akan padam,” pungkasnya.