“Warisan dan kontribusi mereka bukan hanya dirasakan oleh umat Islam tetapi juga oleh seluruh anak bangsa di Indonesia. Bahkan kiprah Mohamad Natsir dengan mosi integralnya mengembalikan NKRI tak bisa dianggap sebelah mata. Maka kita sangat menyayangkan ketika pahlawan besar seperti M. Natsir, bahkan K.H Hasyim Asy’ari tidak ada dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Kemendikbud. Ini fatal dan ahistoris,” sebutnya.
PKS dan DDII, papar Syaikhu, siap bersinergi untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Sebab PKS dan DII memiliki banyak kesamaan perjuangan yakni menyebarluaskan gerakan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin meski secara gerakan memiliki fokus masing-masing.
“DDII banyak berkiprah di bidang dakwah dan sosial kemasyarakatan. Sementara PKS berjuang di dimensi kebijakan publik negara. Saya kira, dua ranah perjuangan DDII-PKS bisa saling mengisi dan menguatkan satu dengan yang lainnya,” papar dia.
Syaikhu menegaskan agar PKS terus diberikan doa dan dukungan dari para guru, ulama dan tokoh agama termasuk dari DDII.
“Tidak mudah berjuang di ranah politik yang mana kompleksitas permasalahan, tantangan dan godaannya juga banyak. Oleh karena itu, butuh dukungan dan pengingatan dari para guru, ulama dan cendekiawan di DDII,” sebut dia.