“Karena kami sadar bahwa apa yang dilakukan pimpinan partai politik itu langsung dipersepsi oleh kader, grassroot di bawah maka kami berusaha untuk menciptakan suasana yang komunikatif, yang friendlylah. Di antara pimpinan partai politik,” ujar mantan rektor Universitas Paramadina itu.
Tentu juga tidak bisa dinafikkan, kata dia, bahwa memang PKS bersama Partai Demokrat dulu pernah bersama-sama sepuluh tahun, secara kemanusiaan kami memiliki memori-memori.
Ia menambahkan bahwa pertemuan itu membicarakan terkait isu-isu kebangsaan, kenegaraan yang kita hadapi hari-hari ini.
Intinya PKS dan Partai Demokrat, lanjut dia, memiliki kesepahaman bahwa kita sebagai bangsa harus selalu bersama-sama menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa ini. Terlebih di suasana Covid-19 hari ini.
“Kami bersepakat untuk fokus betul-betul bisa menangani Covid-19 sehingga Covid-19 ini tidak menjadi sesuatu yang tidak terkendali. Karena kami membayangkan kalau Covid-19 tidak terkendali maka ini akan menyebabkan hal-hal negatif terhadap aspek-aspek yang lain,” kata dia.
Yang jelas ekonomi kita, kata dia, akan berkepanjangan sehingga mengalami keterpurukan. Juga kondisi sosial, kondisi politik bahkan kami mengkhawatirkan Covid-19 ini bisa merusak tatanan demokrasi kita ke depan.