Partai Kebangkitan BangsaPengurus Besar Nahdlatul Ulama

Suara PKB Berpotensi Tergerus, Muhaimin Iskandar-PBNU Berseteru

Suara PKB Berpotensi Tergerus, Muhaimin Iskandar-PBNU BerseteruPartaiku.id – Hubungan PKB dan PBNU kembali menghangat belakangan ini. Hal itu bermula ketika Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan PKB memiliki sekitar 13 juta pendukung solid. Menurutnya, belasan juta pendukung itu tidak terpengaruh siapa pun, termasuk Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.

Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai pernyataan Imin adalah bentuk kepongahan. Imin, kata dia, tidak bisa menampik bahwa lumbung suara terbesar PKB adalah warga NU.

Sehingga, perseteruan Cak Imin dengan PKB berpotensi menggerus suara PKB di Pemilu 2024. Suara Warga Nahdliyin berpotensi beralih ke PPP.

“Memang setelah pengurus baru PBNU, kelihatan tidak harmonis hubungan dengan PKB, padahal kita tahu basis kuat PKB itu kan massa NU,” kata Jamiluddin saat dihubungi, Selasa (3/5).

“Menurut saya klaim Muhaimin Iskandar kepongahan semata.”

Ia khawatir suara PKB akan merosot pada Pemilu mendatang jika Imin tetap pongah dan berkonflik dengan pengurus PBNU. Apalagi, kata dia, warga NU memiliki budaya kepatuhan terhadap kiai.

“Kita tahu budaya NU ini sangat kuat menunggu titah kiai, karena itu kalau nanti pengurus PBNU termasuk ketuanya mengatakan sesuatu yang ekstrem, itu tidak menguntungkan kepada PKB, ini sangat berbahaya bagi PKB,” kata dia.

Jika hal itu terjadi, kata dia, tentu akan menjadi angin segar bagi partai lainnya, khususnya PPP. Ia menyatakan selama ini dua partai itu saling berebut suara dari kalangan nahdliyin.

Pemilih muda Nahdliyin, kata dia, cenderung memilih PKB sementara warga NU yang berusia lanjut, cenderung memilih PPP.

“Kalau Muhaimin terlalu banyak konflik dengan NU, saya khawatir suara anak muda NU akan menyebrang ke partai lain terutama ke PPP,” katanya.

Terpisah, Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai pernyataan Imin soal 13 juta suara loyal masuk akal.
Itu mungkin terjadi lantaran suara warga nahdliyin di PKB sudah digarap sejak lama, sehingga tidak akan tergoyahkan.

“Mungkin karena basis lama PKB sudah digarap sejak lama, karena PKB di bawah Cak Imin juga sudah lama, maka bisa saja suara itu solid, karena memang sudah diurus dengan saksama oleh PKB. Bisa jadi suara itu tidak terhindar meski NU tidak dukung PKB,” kata Ujang.

Selain itu, ia juga menyatakan suara NU selama ini juga banyak tersebar ke partai lain, bukan hanya PKB. Bahkan PKB tidak mendapat 50 persen suara dari warga NU. Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan perolehan suara pada pemilu 2019 lalu.

“Banyak yang klaim kan warga NU itu 40 juta. Mestinya kalau berkaca dari itu, mestinya PKB dapat suara 40 juta, tapi fakta suara 13 juta. Artinya suara NU menyebar kemana-mana, banyak partai,” kata dia.

Semua bermula ketika Cak Imin menyatakan PKB punya 13 juta pemilih loyal yang tidak akan terpengaruh, bahkan oleh Ketua PBNU Gus Yahya.

“Semua lembaga survei (menyebut) pemilih PKB adalah loyal, solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil Ketum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB, enggak ngaruh sama sekali,” ucap Imin pada program “Ngabuburit Bersama Tokoh”Minggu (1/5).

Cak Imin juga meyakini dukungan suara itu akan membesar jika ia mencalonkan diri pada Pilpres mendatang.

Namun, Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz menyayangkan pernyataan Imin yang menyerang Gus Yahya. Ia menilai, Imin kehilangan akhlak komunikasi.

“Saya terus terang merasa heran, kaget dengan Ketum PKB tiba-tiba kehilangan akhlak komunikasi,” tutur Ishfah, Senin (2/5).

“Kami melihat ada arogansi Muhaimin sebagai Ketum PKB dalam pernyataan tersebut, justru ini sangat tidak baik,” imbuhnya.

Klaim tersebut membuat hubungan PKB dan PBNU semakin memanas. Sebelumnya, keduanya sempat memanas usai Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU. Yahya menegaskan PBNU tidak akan menjadi corong PKB.
(yoa/chri)

Show More
Back to top button

Adblock Detect

Please consider supporting us by disabling your ad blocker