“Kita tahu budaya NU ini sangat kuat menunggu titah kiai, karena itu kalau nanti pengurus PBNU termasuk ketuanya mengatakan sesuatu yang ekstrem, itu tidak menguntungkan kepada PKB, ini sangat berbahaya bagi PKB,” kata dia.
Jika hal itu terjadi, kata dia, tentu akan menjadi angin segar bagi partai lainnya, khususnya PPP. Ia menyatakan selama ini dua partai itu saling berebut suara dari kalangan nahdliyin.
Pemilih muda Nahdliyin, kata dia, cenderung memilih PKB sementara warga NU yang berusia lanjut, cenderung memilih PPP.
“Kalau Muhaimin terlalu banyak konflik dengan NU, saya khawatir suara anak muda NU akan menyebrang ke partai lain terutama ke PPP,” katanya.
Terpisah, Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai pernyataan Imin soal 13 juta suara loyal masuk akal.
Itu mungkin terjadi lantaran suara warga nahdliyin di PKB sudah digarap sejak lama, sehingga tidak akan tergoyahkan.
“Mungkin karena basis lama PKB sudah digarap sejak lama, karena PKB di bawah Cak Imin juga sudah lama, maka bisa saja suara itu solid, karena memang sudah diurus dengan saksama oleh PKB. Bisa jadi suara itu tidak terhindar meski NU tidak dukung PKB,” kata Ujang.