Setelah ditetapkan kembali menjadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang di tetapkan melalui Muktamar beberapa hari lalu, kini Cak Imin mulai menggencarkan misi-nya.
Namun, cara Cak Imin untuk terus berkuasa, khususnya dalam mempertahankan kursi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkesan agresif.
Menurut sudut pandang Niccolo Machiavelli, hanya ada dua hal yang penting bagi seorang penguasa politik, yaitu bagaimana cara untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.
Oleh karenanya, agar dapat memenuhi dua hal tersebut seorang pemimpin boleh menggunakan segala macam cara, sekalipun harus mengesampingkan moral.
Lalu, apakah Cak Imin adalah seorang Machiavellian?
Oligarki Yang Merangkul?
Jika melihat rekam jejak Cak Imin di dunia perpolitikan Indonesia, bisa dibilang dirinya merupakan sosok yang ambisius dan agresif.
Kedudukannya di kursi ketua umum PKB diawali dengan perselisihannya dengan sang pendiri partai yang sekaligus pamannya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Perselisihan ini berujung pada gugatan Cak Imin di pengadilan terhadap keputusan Gus Dur yang memecat dirinya dari keanggotaan PKB.