Hubungan yang buruk dengan Gusdurian ini membuat Cak Imin terus berusaha menyingkirkan Gusdurian. Hal ini terlihat jelas dengan tidak pernah diundangnya Gusdurian, terutama putri-putri Gus Dur, ke Muktamar PKB sejak 2008.
Bukan hanya Gusdurian, ambisi Cak Imin untuk menyingkirkan pesaingnya juga terlihat dengan tidak diundangnya dua mantan Sekjen PKB ke Muktamar 2019.
Tidak berhenti di situ, bahkan Cak Imin dikabarkan akan mempertimbangkan usulan untuk menghapus posisi sekjen di PKB.
Cak Imin juga memutuskan untuk mengganti nama panggilannya menjadi “Gus Ami”. Pergantian nama dengan memilih gelar “gus” ini ditengarai menjadi strategi Cak Imin lainnya untuk menguatkan posisi politiknya di PKB maupun NU, mengingat nama tersebut adalah sebutan yang prestisius untuk anak dari kiai yang mengelola pesantren.
Manuver-manuver politik Cak Imin di atas memberikan sinyal bahwa pria kelahiran Jombang, Jawa Timur tersebut ingin menjadi satu-satunya penguasa di PKB atau dengan kata lain Cak Imin ingin menjadi oligarki politik.
Sementara untuk manuver Cak Imin di luar PKB dan NU, dalam beberapa kesempatan ia mengajak beberapa politikus dan kader partai lain untuk bergabung ke PKB.