Jumlah kursi yang dapat dikuasai PKB juga semakin sedikit ketika pada Kongres PDIP dua minggu lalu, Jokowi sudah menjanjikan bahwa PDIP akan mendapatkan porsi kabinet terbesar, bahkan bisa dua kali lipat dari partai lain.
Meskipun manuver-manuver politiknya menuai kontroversi, layaknya pandangan Machiavelli, apa yang dilakukan Cak Imin memang berhasil mempertahankan dan meningkatkan kekuatan politik PKB.
Fakta berbicara bahwa di bawah kepemimpinannya, PKB semakin sukses dalam hal kekuatan elektoral yang terus bertambah sejak Pileg 2009. Bahkan pada Pileg 2019, PKB mampu menjadi partai dengan perolehan suara terbesar keempat setelah PDIP, Gerindra dan Golkar.
Lalu, apa yang sebenarnya ingin Cak Imin capai dengan semua manuver politik di atas?
Melihat ambisinya yang sangat tinggi untuk menjadi cawapres Jokowi, bisa jadi Cak Imin masih belum puas dengan posisinya sekarang dan akan langsung mengincar jabatan presiden, mungkin di Pilpres 2024 mendatang.
Dalam kajian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, sosok Cak Imin disebut-sebut layak menjadi capres 2024. Hal serupa juga dikatakan oleh Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid. Ia mengatakan bahwa Cak Imin sudah pantas jika maju sebagai capres di 2024 nanti.