Partai Kebangkitan Bangsa

Wajar Kursi MPR Seksi, Seperti Perusahaan Sahamnya Naik. Ujar PKB.

Ketua DPP Partai PKB, Abdul Kadir Karding mengatakan wajar saja parpol mengincar Kursi Ketua MPR. Menurutnya ada beberapa keistimewaan yang dimiliki ketua MPR.

“Lalu kalau menjadi ketua MPR itu protokolnya keren lah, artinya duduk setiap hari dengan Presiden, pejabat, itu secara politik penting untuk display dan juga proses komunikasi politik bagi partai,” kata Karding pada diskusi ‘Berebut Kursi Ketua MPR’ di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

“Jadi wajar saja kalau apa namanya kursi MPR itu seksi. Jadi ketua MPR levelnya akan naik, kalau di perusahaan sahamnya naik,” lanjutnya.

Namun Karding mengatakan pemilihan ketua MPR masih lama. Sehingga beberapa kemungkinan bisa saja terjadi.

“Kemudian bagaimana dengan pemilihan pimpinan MPR ke depan, toh masih lama tetapi ada beberapa kemungkinan yang terjadi,” kata dia.

Ketua Fraksi Partai Golkar MPR, Agun Gunandjar menanggapi perebutan kursi ketua MPR secara santai. Menurutnya, wajar saja setiap partai mengincar kursi itu. 

“Saya melihatnya rileks, santai aja. Waktunya masih panjang, perhelatan bulan oktober. Masih cukup waktu, berbagai kemungkinanan bisa terjadi. Walaupun setiap partai ingin jadi ketua,” kata Agun.

Agun mengatakan MPR lembaga negara yang memiliki kewenangan tinggi, seperti mengubah Undang-undang Dasar 1945. Sehingga para calon harus memiliki jiwa kebangsaan dan kenegaraan.

“Dalam menjalani proses tersebut harapan kami MPR lembaga negara yang kewenangannya itu pada posisi tinggi. MPR mengubah dan menetapkan UUD, diharapkan MPR bisa menonjol aspek kebangsaan dan kenegaraan. Kalau di DPR bisa terjadi kepentingan karena ada kepentingan partai. Tapi di MPR enggak,” lanjutnya.

Sementara itu, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengkritisi tugas MPR. Menutnya program MPR, sosialisasi ‘Empat Pilar’ belum mencapai sasaran.

“Saya kira kerja MPR ini sangat terbatas, misalnya paling yang rutin mungkin sosialisi ‘Empat Pilar’. Itu pun saya kira dikatakan gagal sudah dikeluarkan uang cukup banyak untuk sosialisasi ‘Empat Pilar’, tapi hasilnya berantakan soal ‘Empat Pilar’ itu. Minimal terlihat misalnya di masa-masa pemilu kemarin. Jadi kerja MPR dengan proyek ‘Empat Pilar’ itu ke mana?” Kata Lucius.

Sehingga Lucuis heran dengan perebutan kursi ketua MPR. Dia juga mempertanyakan perebutan kursi itu. 

“Lalu sekarang rebut itu lagi, rebut untuk sosialisasi empat pilarnya, atau rebut untuk dapat proyek sosialisasi ‘Empar Pilar’. Itu yang masih belum jelas,” lanjutnya. 

Show More
Back to top button

Adblock Detect

Please consider supporting us by disabling your ad blocker