Rencana revisi Undang-Undang (UU) Nomor 30 tahun 2012 tentang KPK menjadi pembicaraan di tengah Masyarakat. Tak terkecuali Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ikut berkomentar dan meminta seluruh pihak berpikir jernih dalam menyikapi polemik revisi UU KPK.
“Oleh karena itu setiap kali perubahan Ini selalu ada drama ada yang bilang melemahkan dan ada yang menguatkan. Memang sebaiknya seluruh anak bangsa ini berpikir jernih, sehat, kita tidak boleh ada di dua kutub ekstrem kuat lemah-kuat lemah,” kata anggota Fraksi PKS DPR, Nasir Djamil di diskusi polemik ‘KPK adalah Koentji’bdi D’Consulate Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019).
Menurut Nasir, dengan berpikir jernih maka semua pihak akan objektif dalam memandang revisi UU KPK.
“Kita harus berada di tengah. Karena sebaik-baik perkara ada di tengah. Jadi sehingga kemudian kita tidak ke kiri dan di ke kanan. Tidak termasuk golongan yang ingin melemahkan atau yang termasuk yang menguatkan. Kalau orang terlalu kuat bahaya,” tuturnya.
Anggota Komisi III itu menilai baik melemahkan atau menguatkan KPK itu memiliki sisi negatif. Menurut Nasir, jika KPK terlalu kuat maka akan susah diawasi.